Pilih Mati daripada Dikebiri? Inilah Sejarah Kebiri Sejak Dahulu Kala

BeritaDEKHO - Dalam sebuah dialog Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise dengan terpidana kekerasan seksual pada anak, pelaku mengaku akan memilih mati dari pada dikebiri.

Polemik untuk pengkebirian pelaku kekerasan anak mengemuka untuk memberikan efek jera pada pelaku.

Kisah kebiri bukanlah hal yang baru. Kebiri saat ini biasanya digunakan pada jenis hewan yang mengalami overpopulasi.

Dahulu kala para kasim yang bekerja di Istana akan dikebiri oleh petugas istana kerajaan demi keamanan.

Dalam sebuah laporan di Jurnal Nasional (Jurnas.com), lihat pertinggalnya di sini, wartawan Julkifli Marbun pernah membuat laporan bagaimana seorang kasim buang air kecil.

Perlu diketahui, kebiri di masa lalu berbeda dengan sekarang ini. Dulu, pria yang akan dikebiri akan dipotong semua alat kelaminnya.

Biasanya itu akan dipotong pada saat yang bersangkutan masih kecil. Biasanya pada keluarga budak yang dimiliki oleh majikannya.

Berikut laporannya:

ORANG Kasim (eunuch) adalah orang yang dipotong alat kelaminnya baik dengan keinginan sendiri maupun di luar keinginannya untuk tujuan tertentu. Praktik ini sudah jamak terjadi dalam sejarah sampai sekarang.

Bagaimana cara seorang kasim dahulu kala, buang air kecil atau 'pipis' padahal Mr. P nya sudah hilang? Berikut jawabananswer.com; Berbeda dengan sekarang ini yang sudah punya teknologi canggih yang dapat membuat lubang saluran dari mana aja, dulunya seorang kasim biasanya menyelipkan semacam benda pada lubang uretra untuk menjaga agar tidak tertutup.

Secara berkesinambungan mereka juga menyiramkan anggur untuk pemeliharaan. Alkoholnya akan menjamin higenitas. Bila terlanjur menyempit, seorang kasim biasanya membawa semacam tusukan yang dapat digunakan untuk melebarkan salurannya saat mau buang air kecil.

Praktek kasim masih terjadi di beberapa negara sampai saat ini. Tapi umumnya atas kemauan sendiri. Beberapa diantaranya bahkan berhasil sukses dalam hidupnya, salah satunya menjadi pekerja sosial seperti yang tampak pada diri seorang kasim Raj Kumari dari Bokaro steel city, Jharkhand, India. Dia berhasil menjadi ibu dari 13 anak gelandangan yang dibesarkannya sampai sukses.

Kondisinya yang kasim tidak menghalanginya memberikan kasih sayang bagi anak-anaknya. "Saya berdoa untuk kebahagiaan semua orang. Saya mencari uang yang cukup dengan meghibur orang dan memberi makan yang kelaparan," kata Raj Kumari, sebagaimana dilansir ibnlive.in.com, Jumat (16/11)

Praktek kasim sudah dilakukan dari jaman Assiria (850SM), juga di kebudayaan Firaun, Persia, Yunani, Romawi China, Turki, Tunisia, Korea dan lain sebagainya.

Di era Turki Usmania, praktek kasim dihasilkan di sebuah biara yang mendapat pasokan budak dari Afrika dan Balkan. Biarawan akan memotong penis dan testikel yang sudah dirantai di meja bedah itu. Kemudian sepotong bambu diletakkan di sekitar genitalnya. Banyak yang tidak selamat dari proses yang belum canggih ini.

Terlepas dari itu, banyak kasim yang terkenal namanya sampai sekarang, di antaranya Laksamana Cheng Ho dari China dan Beshir Agha, seorang kasim yang berhasil membangun sistem pendidikan di Turki dan membuat negara itu sebagai pusat pengembangan mazhab hanafi.  (adm)


Share on Google Plus

About Admin2

Berita Dekho (www.beritadekho.com) merupakan media nasional yang pada awalnya didirikan untuk mempromosikan potensi alumni Indonesia yang pernah kuliah dan menimba ilmu di India dan negara-negara Asia Selatan. Lihat info selanjutnya di sini

0 comments:

Post a Comment

loading...