BeritaDEKHO - Sepak terjang perusahaan-perusahaan India di industri batubara Indonesia kian tak terbendung. Perusahaan jasa pengapalan ternama India, Mercator Lines Limited telah mengakuisisi dua perusahaan tambang batubara di Indonesia.
Pekan lalu, surat kabar India DNA Money memberitakan, Mercator mengakuisisi dua tambang batubara itu melalui anak perusahaannya di Singapura, Mercator Lines (Singapore) Limited. Sayangnya, rincian mengenai sasaran akuisisi tersebut belum terungkap, dikutip dari kontan.
Mercator Singapore mengakuisisi 50% kepemilikan saham pada dua tambang tersebut. Kedua tambang itu diperkirakan memiliki cadangan total 15 juta ton batubara. Mercator berharap produksi perdana kedua tambang itu pada Juli 2008 mencapai mencapai satu juta ton, di tahun pertamanya.
Managing Director Mercator Lines Limited Atur J. Aganval bilang, bisnis batubara ini akan membuat Mercator mergadi perusahaan penyedia energi yang lengkap. "Usalia ini akan menjadi tambahan bagi layanan logistik kami," katanya
Grup Mercator fokus dalam jasa pengapalan komoditi padat seperti bijih besi dan batubara. Selama ini grup Mercator melayani kebutuhan batubara dan bijih besi industri penyedia listrik dan ba di dunia, termasuk TATA Power, Reliance Power, dan Jindal Steel.
Akuisisi oleh Mercator ini memperpanjang daftar akuisisi tambang batubara di Indonesia oleh perusahaan India. TATA Power telah mengakuisisi tambang batubara di Indonesia tahun 2007. Pada April lalu, Binani Group dari India dikabarkan akan mengakuisisi produsen batubara kelima terbesar di Indonesia PT Berau Coal. Lalu, Reliance Power membeli tambang awal bulan Mei 2008.
Kabar terbaru, produsen aluminum terbesar kedua di India, National Aluminum Co.Ltd. (NALCO) tengah membidik tiga tambang batubara di Sumatra Tujuan mereka, ingin mengamankan kebutuhan batubara imtuk proyek pembangkit listrik 750 megawatt yang akan mereka bangun di Indonesia. (adm)
Pekan lalu, surat kabar India DNA Money memberitakan, Mercator mengakuisisi dua tambang batubara itu melalui anak perusahaannya di Singapura, Mercator Lines (Singapore) Limited. Sayangnya, rincian mengenai sasaran akuisisi tersebut belum terungkap, dikutip dari kontan.
Mercator Singapore mengakuisisi 50% kepemilikan saham pada dua tambang tersebut. Kedua tambang itu diperkirakan memiliki cadangan total 15 juta ton batubara. Mercator berharap produksi perdana kedua tambang itu pada Juli 2008 mencapai mencapai satu juta ton, di tahun pertamanya.
Managing Director Mercator Lines Limited Atur J. Aganval bilang, bisnis batubara ini akan membuat Mercator mergadi perusahaan penyedia energi yang lengkap. "Usalia ini akan menjadi tambahan bagi layanan logistik kami," katanya
Grup Mercator fokus dalam jasa pengapalan komoditi padat seperti bijih besi dan batubara. Selama ini grup Mercator melayani kebutuhan batubara dan bijih besi industri penyedia listrik dan ba di dunia, termasuk TATA Power, Reliance Power, dan Jindal Steel.
Akuisisi oleh Mercator ini memperpanjang daftar akuisisi tambang batubara di Indonesia oleh perusahaan India. TATA Power telah mengakuisisi tambang batubara di Indonesia tahun 2007. Pada April lalu, Binani Group dari India dikabarkan akan mengakuisisi produsen batubara kelima terbesar di Indonesia PT Berau Coal. Lalu, Reliance Power membeli tambang awal bulan Mei 2008.
Kabar terbaru, produsen aluminum terbesar kedua di India, National Aluminum Co.Ltd. (NALCO) tengah membidik tiga tambang batubara di Sumatra Tujuan mereka, ingin mengamankan kebutuhan batubara imtuk proyek pembangkit listrik 750 megawatt yang akan mereka bangun di Indonesia. (adm)
0 comments:
Post a Comment